Mendaki gunung bukanlah pekerjaan yang mudah. Mendaki gunung juga bukanlah sebuah kegiatan yang hari ini kamu cukup kirim whatsapp ke temen: “Bro, besok naik gunung, yuk?” Lalu dijawab: “Siap!” Bukan. Mendaki gunung bukanlah kegiatan yang demikian. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum mendaki gunung. Butuh banyak persiapan, mulai dari mental, fisik, bekal mendaki, dan banyak lagi. Jika kamu adalah seorang pendaki sejati, penting sekali untuk melengkapi pengalamanmu dengan mendaki gunung-gunung yang belum pernah kau daki. Terutama, empat gunung di Malang ini. Apa sajakah gunung-gunung tersebut? Ini dia.
Gunung Semeru
Donny Dhirgantoro menulis novel 5cm yang menceritakan tentang pendakian di gunung Semeru. Grup band Dewa 19 pernah membuat lagu khusus tentang gunung ini, judulnya Mahameru. Juga, banyak diberitakan kalau Su Hok Gie — aktivis di era Orde Baru — pernah mendaki gunung Semeru untuk mencari inspirasi. Dan, cerita-cerita lainnya yang tentu lebih banyak. Kalau banyak orang dan media sudah berulangkali mempublikasikannya, apakah kamu masih ingin menjawab: “Enggak, aku enggak tahu, kalau ada gunung yang namanya Semeru.” Kalau ada yang bertanya soal Semeru? Sungguh, terlalu. Hahaha. Jika di Pulau Jawa ada banyak gunung-gunung indah, bolehlah, menganggap bahwa gunung Semeru termasuk salah satunya. Semeru adalah gunung yang tak pernah berhenti dibahas oleh pendaki dari lintas generasi. Gunung Semeru punya danau, bunga edelweis, dan beragam pemandangan indah. Selain itu, juga ada daya tarik lain seperti Danau Ranu Kumbolo, Oro-oro Ombo, Kalimati serta sebuah tanjakan legendaris yang sering disebut dengan Tanjakan Cinta.
Gunung Panderman
Gunung Panderman memiliki tinggi 2.045 mdpl. Kalau kamu merupakan pendaki pemula, Panderman sangat cocok untuk dijadikan sebagai gunung pertama untuk didaki, karena track pendakian gunung ini juga tidak terlalu sulit. Puncak Gunung Panderman dikenal dengan nama Puncak Basundara. Ada dua jalur pendakian yang umum digunakan oleh para pendaki, yakni Curah Banteng dan Toyomerto. Curah Banteng memiliki medan yang cukup tricky dan kurang cocok untuk pemula, sedangkan jalur Toyomerto memiliki medan yang cenderung lebih mudah dan santai. Jika kamu pemula, datanglah ke Gunung Panderman kalau memang ingin belajar mendaki. Bagi kamu yang sudah senior, datanglah ke Gunung Panderman kalau memang ingin melepas rindu. Atau, hanya ingin sekedar latihan atau pemanasan, sebelum mendaki gunung-gunung lain yang lebih tinggi.
Gunung Welirang
Gunung Welirang memiliki tinggi 3.156 mdpl, dan di puncaknya terdapat kawah yang mengandung belerang. Banyak orang mengais rejeki di Gunung Welirang ini, yakni dengan menjadi penambang belerang tradisional. Para penambang belerang di Gunung Welirang biasanya melakukan pendakian melalui jalur Tretes yang berada di Pasuruan. Gunung Welirang merupakan gunung yang berada satu kompleks dengan gunung yang bahasannya akan di ulas di bawah ini. Ya, Gunung Arjuno.
Gunung Arjuno
Seperti tulisan di atas, benar, bahwa Gunung Arjuno berada satu kompleks dengan Gunung Welirang. Jadi jangan heran kalau ternyata jalur pendakian yang digunakan juga masih sama. Bedanya, Gunung Welirang masih aktif dan di puncaknya terdapat kawah yang mengandung belerang. Sedangkan di Gunung Arjuno, tidak. Gunung Arjuno memiliki tinggi 3.339 mdpl, dan merupakan gunung yang berada di berada perbatasan wilayah Kota Batu, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Mojokerto. Jika kamu dari Malang, pendakian Gunung Arjuno ini bisa dilakukan melalui Lawang. Melalui Lawang, kamu akan melewati 4 pos pendakian dengan masing-masing berjarak rata-rata 1,5 jam. Pendakian Gunung Arjuno melalui Lawang ini, kamu akan menemui stasiun kereta yang berada di stasiun Lawang. Lokasi Gunung Arjuno sendiri berada di arah barat laut Kabupaten Malang, dan merupakan gunung tertinggi ketiga di Jawa Timur setelah Semeru dan Raung. Bagaimana, tertarik untuk mengunjungi 4 gunung menarik di Malang? Ayo, bersegeralah!