Pengalaman-Pengalaman Luar Biasa Yang Cuma Bisa Kamu Temukan Setelah Memutuskan Untuk Mendaki Gunung Seorang Diri

Tak banyak orang yang bersedia untuk memutuskan mendaki gunung seorang diri. Ada banyak alasan atau hal yang memang harus dipertimbangkan, kenapa, seseorang, belum ingin mendaki gunung seorang diri. Seperti alasan keamanan, takut tersesat, belum berpengalaman, dan lain sebagainya.

Ada yang bilang bahwa mendaki gunung itu bukan melulu soal naik gunung, lalu turun lagi, dan sudah. Bukan. Bukan begitu. Namun naik gunung adalah sekumpulan persiapan, proses, dan perenungan. Tentu, jika kamu melakukan pendakian tersebut sendiri, aspek-aspek tadi, seperti perenungan misalnya, bisa kamu lakukan secara lebih intim dengan diri kamu sendiri. Sehingga, manfaat yang bisa peroleh tentu akan jauh lebih tinggi dan lebih bermakna.

Oh ya, naik gunung sendiri ini disarankan untuk yang sudah ada pengalaman mendaki saja. Minimal sekali atau dua kali, lah, pernah mendaki bersama orang lain atau teman-teman. Baru kemudian, silakan jika ingin memutuskan mendaki gunung secara mandiri. Bukan apa-apa, ini lebih kepada, demi menghindari hal-hal yang tak diharapkan. Karena, dari pengalaman mendaki gunung bersama teman-teman tersebut, ia akan belajar: apa-apa saja yang harus dipersiapkan, apa yang tak perlu dibawa, apa yang harus dibawa, dan banyak lagi.

Mendaki gunung sendiri tentu akan menjadi pengalaman tak terlupakan selama hidup. Kamu harus mencobanya, harus melakukannya. Karena akan ada sensasi yang tak pernah kamu peroleh, dibanding jika naik gunung bersama-sama. Apa sajakah hal-hal tersebut? Ini dia…

Melatih skil bersosialisasi

2

Memutuskan naik gunung sendirian akan melatih skilmu dalam bersosialisasi. Bagaimana tidak? Dengan mendaki sendiri, kamu akan terlatih untuk menyapa orang-orang yang kamu temui di jalan. Atau kalau tidak menyapa, bukankah kalau kamu merasa bingung akan sesuatu, mau tak mau harus bertanya? Nah, interaksimu dengan orang-orang tersebutlah yang akan membuatmu mahir dalam bersosialisasi. Syukur-syukur, kalau kamu juga sering mengobrol dengan para rombongan pendaki, secara bergantian. Sehingga, kamu akan bertemu dan berkenalan dengan banyak orang.

See also  Mau Selfie-an di Bali, Kunjungi 5 Tempat Keren di Bali Yang Sayang Untuk Dilewatkan

Belajar mandiri

DCIM102MEDIA

DCIM102MEDIA

Ini adalah hukum ketetapan: barangsiapa melakukan segala hal sendiri, maka bayaran baginya adalah mandiri. Hal ini juga berlaku dalam naik gunung. Mendaki sendirian membuatmu mau tak mau harus sanggup menyelesaikan masalah sendirian. Menyelesaikan masalah yang kamu hadapi. Kalau lagi beruntung, bisa ketemu rombongan, enak, bisa tanya-tanya ke mereka. Tapi kalau lagi enggak ketemu, lagi bener-bener sendirian? Nah, di situlah kemandirianmu akan teruji.

Lebih merdeka

3

Mendaki sendirian membuatmu lebih merdeka dalam menentukan arah dan langkah. Kamu tak perlu mengikuti komando ketua rombongan, karena kamu sendirian. Ketua rombonganmu adalah kamu. Anggotamu adalah kamu. Jadi, ke mana kaki melangkah, bagaimana pikiran memutuskan masalah, semua ada padamu. Kamu bebas beristirahat di mana pun. Tidur di mana pun. Melanjutkan perjalanan, kapan pun. Suka-suka. Merdeka!

Memetik hikmah mendaki dan merenunginya

4

Coba bandingkan, antara kamu mendaki sendiri dengan mendaki bersama-sama teman. Ada plus minusnya, memang, dalam beberapa hal. Tapi kalau kita bicara soal perenungan nasib dan mengambil hikmah, mendaki sendirilah yang jadi juaranya. Ya, karena hanya dengan mendaki sendirian, kamu bisa lebih intim dengan dirimu, dengan pendakianmu, dengan manfaat-manfaat hidup yang kamu petik selama perjalanan, dan banyak lagi.

Kalau kamu sudah pernah punya pengalaman mendaki, tak ada salahnya memutuskan, sekali-kali, mendaki sendiri. Merasakan segala nikmat dan rintangan yang akan ditemui selama perjalanan. Tentu, ini akan menjadi pengalaman seru yang tak akan pernah terlupakan sepanjang masa dan akan membekas sampai kamu tua.

Jadi, bagaimana, sudah siap untuk mendaki, sendirian?

Add Comment